CORAKNEWS.COM, MEDAN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut menggelar debat ke dua Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara di Hotel Santika Dyandra Medan, Rabu (6/11/2024).
Pada sambutannya, Ketua KPU Sumut Agus Arifin mengatakan, pentingnya debat untuk edukasi dan pendidikan politik bagi masyarakat dalam menentukan pilihan.
“KPU Provinsi Sumut yakin debat kedua ditunggu paslon untuk memberi kesempatan meyakinkan 10,7 juta pemilih dengan menyampaikan visi misi dengan tujuan mulia untuk membangun Sumut,” katanya.
Melalui debat kata Agus, masyarakat dapat memahami tujuan pembangunan Sumut untuk 5 tahun kedepan.
“Demikian pula Sumut khusus pemilih pada hari Rabu 27 November 2024 debat publik kedua ini debat paslon yang ditunggu Sumut kesempatan yang baik bagi pemilih untuk yang jauh visi misi,” kata Agus.
Agus berharap masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah dengan pemikiran yang objektif.
“Debat publik pendidikan politik bagi pemilih pemilih kita yang cerdas objektif dan pemilih yang menolak politik uang,” ujarnya.
Sentil Blok Medan
Sementara itu, debat kedua Pilgub Sumut 2024 makin panas. Cagub nomor urut 02 Edy Rahmayadi mempertanyakan soal Blok Medan yang ramai dilekatkan ke cagub nomor urut 01 Bobby Nasution.
Edy meminta Bobby klarifikasi. Sebab, namanya tersebut saat sidang kasus eks Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba.
Nama Bobby muncul ketika Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Maluku Utara, Suryanto Andili, menyampaikan kesaksiannya di persidangan di PN Ternate pada Rabu (31/7) lalu.
Suryanto menyebut nama Bobby dengan istilah ‘Blok Medan’. Istilah ini diduga berhubungan dengan pengurusan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Maluku Utara.
“Ada tambang yang dilarang ekspor. Tapi ada tambang yang saya sayangkan. Medan, Medan adalah kota di Sumut, saya tak rela Medan dipakai untuk Maluku Utara. Ini jadi isu nasional. Ini internasional. Saya ingin ini diklarifikasi, sehingga rakyat Sumut tahu semuanya,” kata Edy..
Bobby juga membalas tudingan terhadapnya mempersilahkan supaya dilaporkan saja. ” Silahkan laporkan saja pak”, ujarnya.
Medan Kota Terkotor
Cagub Nomor Urut 1 Bobby Nasution menyindir lawannya, Edy Rahmayadi, yang dinilai selalu salah menyampaikan data di debat tersebut.
Hal itu disampaikan Bobby saat membahas soal pengolahan sampah di Sumut. Awalnya Edy menyinggung Kota Medan yang pernah menjadi kota terkotor di Indonesia.
“Pada kesempatan ini perlu saya sampaikan kota medan adalah terkotor di seluruh Indonesia,” kata Edy.
Bobby lalu menanggapi. Mantan Wali Kota Medan itu bilang predikat tersebut ada sebelum ia menjabat wali kota.
“Saya jawab karena tadi disinggung tentang Kota Medan. Pak Edy, Medan memang pernah menjadi kota terjorok di Indonesia tapi sebelum saya wali kotanya, Pak,” tutur Bobby.
Menurut Bobby, di bawah kepemimpinannya Medan berbenah. Ibu Kota Provinsi Sumut itu bahkan mendapat penghargaan terkait pengolahan sampah.
Halaman Rumdis Rp 2 M
Cagub nomor urut 01 Bobby Nasution melancarkan serangannya saat debat kedua Pilgub Sumut 2024. Khususnya soal masih banyak jalan rusak.
“Moda transportasi di daerah terpencil, kalau moda transportasi (dimasukin ke daerah terpencil) hancur karena jalannya hancur. Kek mana mau moda transportasi? Ke depan infrastruktur harus dijadikan keutamaan,” tutur Bobby.
Bobby menyindir Edy yang seperti lepas tangan soal jalan rusak di desa. Kata dia, Edy seakan menyebut itu bukanlah tanggung jawabnya selaku eks Gubernur Sumater Utara (Gubsu).
“Kepala desa, dibilang jalan desa kerjaan kepala desa, jalanan rusak lain dibilang nasional. Lalu gubernur mau ngapain?” tutur dia.
Kemudian, Bobby mempertanyakan, mengapa Edy membangun halaman rumah dinas gubernur mau. Sementara, membangun jalan rusak terkesan enggan.
“Saya baca baca di media, bapak untuk benerin rumdis gubernur Rp 2 miliar, bapak keluarkan pak. Tapi untuk jalan lain gak ada, gak mau bahkan,” tuturnya.
Dilempari
Ketegangan itu juga berlangsung saat debat telah selesai. Saat mobil yang ditumpangi Cagub Sumut nomor urut 01 Bobby Nasution akan meninggalkan lokasi debat, sejumlah orang melemparinya diduga batu.
“Benar mobil kita terkena lemparan, mobil Pak Bobby,” kata Ketua Pemenangan Bobby-Hasan, Hinca Panjaitan.
Terkena Lemparan
Tak hanya Bobby, Edy Rahmayadi mengaku terkena lemparan botol saat hendak meninggalkan arena debat kedua calon Gubernur Sumut yang berlangsung.
“Kalau saya yang kena saya botol itu dilempar,” kata Edy dan menyayangkan kejadian itu yang semestinya tak harus terjadi.
“Tapi ya udah lah saya anggap bahwa itulah yang perlu kita perbaiki,” tambah dia.
Menurut Edy demokrasi di Indonesia perlu diperbaiki. Tindakan pelemparan tersebut sebutnya adalah tindakan yang berlebihan.
“Ini memang demokrasi kita yang perlu diperbaiki, demokrasi yang berlebihan, demokrasi yang tidak pada tempatnya, saya merasakan itu,” kata mantan ketua PSSI tersebut. (R2)