CORAKNEWS.COM, MEDAN,– Korwil Pusat Monitoring Politik Hukum Indonesia (PMPHI) Sumut Drs Gandi Parapatb. mengatakan, dirinya mengamati photo salaman Edy dan Bobby ditempat syukuran anggota DPRDSU dari HANURA anak mantan SEKJEN HANURA Pamannya Bobby.
“Dari wajah kedua perebut GUBSU November 2024, wajah Bobby seperti tidak memperdulikan Edy, namun wajah Edy bersahabat seperti antar abang dengan adek, namun seperti bertanya tentang Jet Pribadi, dan Blok Medan ramai dibicarakan dan dibahas orang. Tapi pertanyaan itu seperti terhalang, karena situasi mungkin takut tersinggung.,” kata Gandi Parapat menjawab wartawan, Jumat (20/9/2024) ketika disinggung terkait pertemuan Bobby Nasution dan Eddy Rahmayadi, serta Foto yang didokumentasikan disalah satu media online. Pertemuan itu, memang tidak sengaja, tapi sangat tepat saling sapa dan tanya kabar.
Foto : internet/red
Lebih jauh kata Gandi, walaupun Edy menanyakan hal itu, menurut Gandi itu hal sangat wajar, karena menganggap Bobby itu adek nya. “Biasa ketika sama aktif Edy GUBSU, Bobby WALKOT.
Kalaupun Edy tidak mempertanyakan Jet pribadi dan Blok Medan selama ini, menurut kami itu salah karena sebagai orang yang selama ini berkomunikasi langsung.
Kami berharap kepada Edy dan Bobby tetap menjalin komunikasi. Jangan karena perebutan/pertandingan menjadi GUBSU, akhirnya tidak saling sapa,” jelasnya.
Kalau Edy menganggap Bobby adeknya, lanjut Gandi, seharusnya saling sapa, jangan ada kebencian. “GUBSU hanya sebentar, tapi persahabatan/ keluarga sampai mati,” tegasnya.
Selaku tokoh atau mantan GUBSU Edy, menurut Gandi, kenapa tidak menyapa Bobby dalam hal berita berita, yang hangat seperti Jet Pribadi, Blok Medan dan Beras Bansos yang hilang dari RUMDIS dan masalah lain.
“Jadi, dari wajah Edy yang salaman dengan Bobby, seperti ada penyesalan tidak menanyakan hal itu secara langsung. Tapi mungkin ada niat baik Edy mau ketemu mau tanya hal itu sekaligus memberi semangat. Namun mungkin, waktu yang bagus tidak ada.
Karena, kalaupun abang adik kandung, kalau tidak ada waktu yang pas untuk bertanya, atau silahturahmi bisa menimbulkan hal yang negatif,” jelas Gandi.
Menurut Gandi, sebagai warga Medan, yang secara spontan mengantar Beras pengganti Beras yang hilang, dari RUMDIS tidak mendapat respons positif.
“Tapi, itulah sebuah resiko ketulusan. Kami juga prihatin, karena tidak ada kelompok masyarakat, yang prihatin atas musibah hilangnya Beras BANSOS dari RUMDIS WALIKOTA Medan,” pungkas Gandi.(red/*).