CORAKNEWS, PALEMBANG,– Anggota Komisi VII DPR RI Drs Hendrik Sitompul MM menilai kinerja kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) hulu migas, tidak menunjukkan perkembangan kemajuan dan kecenderungannya terus menurun mengakibatkan produksi minyak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terus menurun.
Hal itu, lanjut Hendrik, dikarenakan produksi minyak di Indonesia hingga saat ini terus menurun, bahkan terendah sejak 56 tahun. Sampai dengan 15 April 2024, produksi minyak di Indonesia, hanya mencapai 576.000 barel per hari.
Untuk diketahui, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) adalah pihak yang memiliki Kontrak Kerja Sama dengan Pemerintah RI (SKK Migas), merupakan Badan Usaha Tetap atau Perusahaan Pemegang Hak Pengelolaan dalam suatu Blok atau Wilayah Kerja yang memiliki hak untuk melakukan kegiatan eksplorasi, eksploitasi minyak dan gas bumi.
“Saya kira, akibat kinerja buruk SKK Migas ini membuat Indonesia semakin besar bergantung pada impor BBM dari luar negeri. Kinerja hulu migas yang tidak maksimal, target lifting tidak tercapai, harga minyak mentah dunia naik, dolar naik, akibatnya bisa krisis energi dan beban APBN kita semakin berat”, tegas Hendrik Sitompul saat RDP, Kunjungan Kerja (Kunker) komisi 7 di Palembang, Rabu (16/4).
Politisi Partai Demokrat dari Dapil Sumut I ini menjelaskan hal itu, menyusul laporan anjloknya pengangkatan (lifting) minyak nasional di tengah ancaman kenaikan harga minyak dunia, akibat konflik Timur-tengah yang semakin eskalatif pasca serangan Iran ke Israel pekan lalu.
Untuk diketahui, lanjut Hendrik, sudah lebih dari 5 tahun, lifting minyak nasional terus merosot dari tahun ke tahun. Kalau mengacu dengan target lifting minyak tahun 2020 sebesar 755 ribu barel per hari.
“Jumlah ini terus turun selama 5 tahun terakhir, menjadi sebesar 635 ribu barel per hari pada tahun 2024,” jelas Hendrik. Demikian keterangan resmi yang diterima Redaksi CorakNews.Com, Minggu (21/4/2024).
Realisasi tahunannya pun, kata Hendrik, tidak mencapai seratus persen. Laporan lifting minyak tahun 2024 terhitung sampai tanggal 15 April adalah sebesar 576 ribu barel per hari, atau hanya 90 persen dari target lifting tahun 2024.
“Produksi Minyak & PNBP Terus Turun, Komisi VII DPR RI Minta Diaudit Menyeluruh Kinerja K3S,” tegas Hendrik.(red/*).