Belanja Online Masih Diminati di Indonesia Meski Tidak PPKM Lagi

Jakarta (CN) Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) telah dicabut oleh pemerintah. Artinya masyarakat semakin bebas untuk belanja di toko-toko offline. Hal ini diharapkan bisa terus menggenjot perekonomian nasional.

Meski begitu, kegiatan belanja online ternyata masih cukup digandrungi. Apalagi kebiasaan ini sudah terbentuk sejak pandemi COVID-19.

Survei yang dilakukan oleh pemimpin teknologi periklanan global, The Trade Desk, bersama lembaga riset YouGov terhadap lebih dari 2.000 penduduk Indonesia mencatat pada Ramadan tahun ini sebanyak 88% masyarakat Indonesia berencana berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan saat beribadah

Survei ini juga menyebutkan bahwa perempuan milenial diperkirakan paling banyak berbelanja secara online pada Ramadhan yang akan datang. Dalam memilih platform belanja online, perempuan milenial akan cenderung lebih memperhatikan aspek promosi serta harga, dan produk yang akan lebih banyak dibelanjakan adalah produk kosmetik serta parfum, kesehatan dan fesyen.

Di sisi lain, lelaki milenial akan lebih memilih platform belanja online yang praktis dan cepat dalam berbelanja online. Mereka diperkirakan akan lebih banyak berbelanja kebutuhan spiritual dan produk digital.

Sementara itu, konsumen Gen Z akan lebih banyak berbelanja produk kesehatan dan perawatan pribadi, serta kosmetik dan parfum, dibandingkan masyarakat umum pada Ramadhan 2023.

Melihat hal ini, dapat diprediksi bahwa platform belanja online atau e-commerce pun akan berlomba-lomba dalam menghadirkan inisiatif dan program menarik menjelang Ramadan nanti.

“Diperkirakan masyarakat Indonesia menggunakan sebagian besar waktu untuk mempersiapkan pembelanjaan mereka menjelang bulan suci tahun ini. Terdapat peluang bagi para brand untuk menjangkau konsumen mereka melalui pesan yang relevan di waktu yang tepat,” kata General Manager The Trade Desk Indonesia Purnomo Kristanto dalam siaran pers, Jumat (13/1/2023).

Dia mengungkapkan hal ini didukung oleh temuan survei The Trade Desk yang mencatat sebanyak 53% masyarakat Indonesia berencana untuk menggunakan THR-nya pada saat Ramadan ketimbang menabungkannya.

Menurut data agregat dari lima situs e-commerce terkemuka di Indonesia, aktivitas daring seperti ini diperkirakan akan memuncak pada 7-10 hari sebelum Idul Fitri, waktu di mana masyarakat Indonesia umumnya telah menerima THR mereka.

Dari sisi e-commerce, Tokopedia juga turut aktif ambil andil dalam meraih potensi tersebut. VP of Advertising Solutions Tokopedia Alfredo Setiabudi menyatakan, selama pandemi, Tokopedia telah melihat percepatan pertumbuhan tren pemberian hadiah.

“Popularitas hampers tahun lalu tumbuh sebesar 140% dibandingkan tahun sebelumnya dan mencapai rekor tertinggi. Tahun ini, kami perkirakan tren hampers akan terus meningkat. Dengan melandainya pandemi COVID-19, pertumbuhan kategori produk yang relevan dengan kegiatan tatap muka, seperti busana muslim, kecantikan, dan F&B kemungkinan akan tumbuh juga,” jelas Alfredo.

Tak hanya itu pihaknya secara konsisten juga fokus pada penjual konteks lokal dan menghadirkan program Ramadan Ekstra.

“Kami secara konsisten menghadirkan Ramadan Ekstra, kampanye Ramadhan tahunan terbesar kami, untuk menciptakan pengalaman Ramadhan yang tak terlupakan bagi pelanggan kami dan pada saat yang sama mendorong pertumbuhan UMKM yang hadir di platform kami selama musim perayaan,” kata Alfredo.

Sebelumnya, Tokopedia juga sempat membagikan tren belanja sepanjang ramadan 2022 dimana kategori Makanan dan Minuman, Fesyen, dan Rumah Tangga tercatat yang paling laris di platformnya. Pada kategori fesyen misalnya, penjualan perlengkapan ibadah di Tokopedia melonjak hampir 4 kali lipat.

Kerudung, gamis, dan peci menjadi beberapa produk fesyen muslim yang paling banyak diburu masyarakat. Selain itu, produk makanan dan minuman juga mengalami lonjakan. Madu, kue kering dan kopi adalah produk makanan dan minuman yang terlaris di Tokopedia Nyam!, serta mie instan merupakan menu penyelamat sahur favorit di TokopediaNOW!.

Tak hanya itu, hadirnya super App seperti Gojek, Grab, Tokopedia dan lainnya juga berkontribusi dalam meningkatkan pesanan makanan online (online food delivery) selama bulan Ramadan.

Masih dari survei yang sama, 1 dari 4 orang di Indonesia akan memesan makanan melalui aplikasi pengiriman online Ramadhan ini. Jenis-jenis makanan yang akan paling banyak dipesan meliputi makanan siap saji, makanan ringan, minuman serta makanan penutup yang manis.(dtk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *