Jakarta (CN) Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan ekonomi Indonesia pada 2023 akan melambat dibandingkan 2022. Hal itu seiring adanya tantangan dari kondisi global.
Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 diperkirakan berada pada level 5,2-5,3%. Sementara di 2023, Dana Moneter Internasional (IMF) baru merevisi ke bawah proyeksi ekonomi Indonesia dari 5% menjadi 4,8%.
“Pertumbuhan (ekonomi) 2023 diperkirakan sedikit melambat akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Ini dibandingkan 2022,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).
KSSK sendiri terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Keempat institusi itu dipastikan terus berkomitmen untuk memperkuat koordinasi dan menjaga kewaspadaan terhadap berbagai perkembangan dan kemungkinan terjadinya risiko dari faktor global.
“Stabilitas Sistem Keuangan pada triwulan IV-2022 terus membaik di tengah optimisme terhadap pemulihan ekonomi yang terus berlanjut dan menguat seiring membaiknya indikator perekonomian dan sistem keuangan Indonesia atau domestik,” tutur Sri Mulyani.
Meski tekanan global disebut mulai mereda pada triwulan IV-2022, Sri Mulyani menyebut masih ada risiko yang perlu dicermati bersama. Tekanan inflasi global dianggap masih tinggi dan pengetatan kebijakan moneter di negara maju diperkirakan mendekati titik puncaknya sepanjang 2023 ini.
“Ke depan ekonomi global diperkirakan akan tumbuh lebih lambat akibat fragmentasi geopolitik dan masih adanya kemungkinan terjadi resesi di AS dan Eropa,” ucap Sri Mulyani.(dtk)