Hukrim  

Pengelola SPA Bantah Dugaan Mempekerjakan Anak Dibawah Umur & Praktek Portitusi

Medan, Coraknews –Terkait maraknya berita yang beredar di media online tentang dugaan lokasi porstitusi berkedok massage dan mempekerjakan anak di bawah umur di jalan Setia Budi kecamatan Medan Tuntungan dan juga sempat dilakukan unjuk rasa yang mengatas namakan Lumbung Informasi Pejuang Rakyat (LIPRA) Senin (20/5) yg mendatangi Polrestabes Medan dan Dinas Parawisata Kota Medan

Menanggapi tentang berita dan aksi unjuk rasa itu , awak media konfirmasi kepada pemilik SKY 88 Massage

Dalam konfirmasinya pemilik SKY 88 Massage membantah adanya praktek portitusi di Massage miliknya

Dijumpai di Cafe Rileks Coffe jalan Ngurban Surbakti Jumat (24/5) pihak pengelola membantah adanya praktek portitisi di tempat usahanya.

“Kami tidak ada buka praktek portitusi yang sempat di beritakan beberapa berita online ,dan kami juga tidak ada mempekerjakan anak di bawah umur, jadi semua itu hoaks dan tidak benar,” ujarnya.

Lanjutnya,  pihaknya sudah sosialisasi ke Lurah, babinsa dan pihak terkait semua sudah mengetahuilah usaha itu, izin usaha sudah ada bahkan dari dinas pariwisata juga sudah lengkap

Akibat dari berita itu membuat kami rugi dan usaha kami sepi ,ujar pemilik yang tak bersedia menyebutkan jati dirinya

Bahkan pihak Dinas Parawisata sudah mendaata para pekerja terapis dan tidak ada mempekerjakan anak di bawah umur

Ditempat yang sama, Ketua DPP LSM GUSSUR, Biser Edi Silitonga ketika dikonfirmasi awak membantah setiap tuduhan yang disangkakan oleh media media online itu tentang kegiatan sky 88 yang berada di jalan Setia Budi Kecamatan Medan Tuntungan yang mempekerjakan anak di bawah umur (Terapis) semua pekerjanya sudah di data pihak Dinas Parawisata Kota Medan ,sehingga kami menyimpulkan setiap pemberitaan itu dan aksi unjuk rasa itu yang semua dilakukan itu  tidak benar

“Kami sudah langsung ke lokasi SKY 88 dan kami juga tidak melihat adanya praktek portitusi dan mempekerjakan anak di bawah umur, sekali lagi kami mohon untuk tidak lagi melakukan aksi kegiatan demontrasi ,karna itu tidak benar,” katanya

Kami juga sudah klarifikasi langsung kepada pihak pengelola dan Maneger bahwa memang standarisasi untuk Masage sudah mereka lakukan dengan adanya pekerja sudah mengikuti aturan dari pihak Dinas Parawisata

Jadi tuduhan itu tidak benar ,dan juga penampilan penampilan pakaian mereka senonoh ,itu tidak benar ,Itu tidak benar sama sekali, ujar Silitonga mengakhiri. (R2/rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *