Utang RI Tembus Rp 7.733 T

Jakarta (CN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaporkan posisi utang pemerintah per Desember 2022 sebesar Rp 7.733,99 triliun atau setara 39,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Porsi utang pemerintah dalam bentuk valuta asing (valas) tercatat terus menurun.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto mengatakan utang dalam bentuk valas porsinya hanya sebesar 29% dari total utang pemerintah. Mayoritas utang dalam bentuk rupiah yaitu 71%.

“Dari sisi utang valas dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan,” kata Suminto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (7/2/2023).

Kondisi ini jauh berbeda di mana saat periode 2011-2015 utang dalam bentuk valas berada di kisaran 45,1% sampai 44,5%. Sejak 2015 porsi utang dalam bentuk valas terus menyusut hingga 2022.

“Kalau pada 2011, 2012, 2013 utang valas masih pada kisaran 44-46%. Pada 2022 utang valas turun jadi 29%,” ujarnya.

Dalam bentuk mata uang valas, mayoritas utang berupa dolar Amerika Serikat sebanyak 20%, euro 5%, dan yen Jepang 4%. Sisanya dalam bentuk rupiah sebesar 71% dari total utang yang terakhir tercatat pada Desember 2022.

“Utang valas turun menjadi 29% sehingga kebanyakan dalam bentuk rupiah yang mencapai 71%, dan 29% valas dalam bentuk US dolar itu 20%, euro 5%, Japanese yen 4% dan di bawah 1% dalam valas yang lain,” beber Suminto.

Berdasarkan Buku APBN KiTA, utang pemerintah mayoritas didominasi oleh instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yakni 88,53% atau sebanyak Rp 6.846,89 triliun. Terdiri dari SBN domestik Rp 5.452,36 triliun dan valuta asing Rp 1.394,53 triliun.

Sisa utang terdiri dari pinjaman 11,47% atau senilai Rp 887,10 triliun. Terdiri dari pinjaman dalam negeri Rp 19,67 triliun dan pinjaman luar negeri Rp 867,43 triliun.

Kepemilikan SBN saat ini didominasi oleh perbankan dan diikuti Bank Indonesia (BI). Tercatat kepemilikan investor asing terus menurun sejak 2019 yang mencapai 38,57%, hingga akhir 2021 tercatat 19,05% dan per akhir Desember 2022 mencapai 14,36%.(dtk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *